Personil Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah KKP Kelas I Medan

Monday 20 April 2009

Diabetes Melitus dapat Dideteksi Dini Lewat Enzim

Jumat, 17 April 2009 10:19 WIB

MALANG--MI: Munculnya penyakit Diabetes Militus (DM) dapat dideteksi sejak dini lewat kekuatan enzim yang sudah didesain secara sederhana dan terjangkau oleh masyarakat luas.

Gurubesar Bidang Biokimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof. Dr. Aulanni'am, Jumat, mengatakan, dirinya bersama tim dari UB telah melakukan penelitian selama delapan tahun untuk merancang kit deteksi dini untuk pasien Auotoimun DM yang berbasis enzim tersebut.

Pada tahap akhir penelitian, katanya, kit deteksi dini yang dikembangkan dan sudah dikonfirmasikan itu menggunakan "gold standar" yang telah diproduksi oleh produsen luar negeri.

"Produk alat deteksi dini yang diproduksi luar negeri tersebut harganya cukup mahal yakni 150 dolar AS untuk sekali periksa dan pemeriksaan juga tidak bisa dilakukan sembarangan bahkan di laboratorium yang ada di Indonesia. Hanya laboratorium tertentu saja," tegasnya.

Ia berharap, kit deteksi dini penyakit DM yang dirancang bersama timnya tersebut mampu mengurangi biaya serta mampu meningkatkan kualitas layanan kesehatan terutama pasien diabetes.

Menurut Ketua Komisi etik UB itu, hak paten alat deteksi dini DM tersebut sudah keluar dan dalam waktu dekat akan terus dikembangkan lebih luas. Hanya saja, harga jual alat tersebut masih belum bisa ditentukan.

Selain berguna untuk mendeteksi dini penyakit DM, katanya, enzim dan aplikasinya dalam bidang medis juga sangat mempengaruhi ragam desain obat berdasar pada mekanisme kerja enzim dan afinitasnya dari senyawa biologis dan sekarang banyak dipakai secara luas untuk hipertensi serta stroke.

"Masih banyak kegunaan enzim ini untuk mempermudah hidup manusia. Tidak hanya untuk ilmu-ilmu kimia dan kedokteran saja, tapi juga bisa dikembangkan untuk kepentingan industri pangan," katanya menambahkan.

Saat ini penderita DM stadium IV yang menjalani pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang selama kurun waktu 2008 mencapai 3.200 orang dan pasien rata-rata disertai dengan penyakit gagal ginjal.

Total jumlah penderita DM yang menjalani rawat jalan di RSSA, lebih dari lima ribu pasien. Namun yang sampai pada stadium IV dan mengalami gagal ginjal sekitar 3.200 pasien.

Data tersebut diperoleh dari jumlah pasien yang menjalani cuci darah setiap poli penyakit dalam buka, yakni rata-rata 150 sampai 200 orang pasien padahal dalam satu minggu poli tersebut buka empat kali sehingga kalau di rata-rata mencapai 110 pasien setiap hari.

Para penderita penyakit DM rata-rata akan terganggu pengolahan metabolisme bahan makanannya terutama karbohidrat oleh tubuh yang menyebabkan kekurangan insulin. (Ant/OL-02)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/04/70231/71/14/Diabetes-Melitus-dapat-Dideteksi-Dini-Lewat-Enzim